Pada masa-masa awal Islam, perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sangatlah berat. Banyak dari mereka yang mendapatkan tekanan dan siksaan dari kaum Quraisy di Makkah. Saat itu, umat Islam masih sedikit dan belum kuat secara politik maupun sosial. Tapi tahukah kamu bahwa ada seorang raja dari negeri jauh yang ternyata sangat berjasa dalam membantu umat Islam saat masa sulit itu? Dialah raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW.
Kenapa Umat Islam Harus Hijrah ke Ethiopia?
Jadi, awal mulanya itu karena keadaan di Makkah makin parah. Kaum Quraisy nggak segan-segan menyiksa bahkan membunuh orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Banyak sahabat yang sampai kehilangan harta dan harus bersembunyi. Nah, dalam kondisi seperti ini, Nabi Muhammad SAW memberikan izin kepada para sahabatnya untuk hijrah atau pindah ke negeri lain yang lebih aman.
Tapi kenapa ke Ethiopia? Waktu itu negeri Ethiopia dikenal dengan nama Habasyah. Nabi SAW menyebutkan bahwa di sana ada seorang raja yang adil. Beliau bilang, “Pergilah ke negeri Habasyah, karena di sana ada seorang raja yang tidak menzhalimi siapa pun dan di negerinya orang diperlakukan dengan adil.”
Inilah awal mula kisah hijrah pertama umat Islam ke luar Makkah, dan di sinilah peran raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW menjadi sangat penting.
Siapakah Raja Ethiopia Itu?
Raja tersebut dikenal dengan nama Najasyi. Nama aslinya adalah Ashhamah bin Abjar, tapi orang lebih mengenalnya dengan sebutan gelar rajanya, Najasyi. Beliau adalah seorang raja Kristen yang berkuasa di Ethiopia saat itu. Meskipun berbeda agama, tapi beliau terkenal sangat adil dan bijaksana.
Saat rombongan sahabat Nabi sampai di Habasyah, Najasyi menerima mereka dengan tangan terbuka. Ia tidak langsung menolak atau mengusir mereka, padahal waktu itu datang juga utusan dari Quraisy yang ingin membawa pulang para sahabat. Quraisy mengirim dua orang bernama Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabi’ah, membawa hadiah-hadiah untuk membujuk sang raja agar menyerahkan kaum Muslimin kembali ke Makkah.
Tapi, raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW ini justru memperlihatkan kebijaksanaannya. Ia tidak langsung percaya dengan tuduhan dari utusan Quraisy. Sebaliknya, ia mengundang para sahabat untuk menjelaskan sendiri apa sebenarnya ajaran yang mereka anut.
Dialog Mengharukan antara Raja dan Ja’far bin Abi Thalib
Di sinilah terjadi momen yang sangat menyentuh. Ja’far bin Abi Thalib, sepupu Nabi SAW, maju mewakili rombongan sahabat. Ia menjelaskan bagaimana kondisi kaum Muslimin di Makkah, bagaimana mereka disiksa karena menyembah Allah yang satu, dan bagaimana Islam mengajarkan kejujuran, kasih sayang, dan menolong sesama.
Lalu, Ja’far juga membacakan beberapa ayat dari Surah Maryam, tentang kisah kelahiran Nabi Isa AS. Saat mendengarkan ayat-ayat itu, Najasyi bahkan sampai meneteskan air mata. Ia berkata bahwa ajaran Nabi Muhammad tidak jauh berbeda dengan ajaran Nabi Isa. Karena itu, ia menolak permintaan Quraisy dan menyatakan bahwa umat Islam boleh tinggal di negerinya dengan aman.
Inilah bukti besar bahwa raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang luar biasa. Ia menempatkan keadilan dan kemanusiaan di atas perbedaan agama dan politik.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Ini?
Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini. Pertama, tentang pentingnya mencari tempat yang aman dan damai saat menghadapi penindasan. Kedua, tentang nilai keadilan yang sejati, yang tidak memandang agama, suku, atau bangsa. Najasyi menunjukkan kepada dunia bahwa kebenaran bisa datang dari mana saja dan harus dihargai.
Ketiga, ini juga menunjukkan bahwa dakwah Islam di masa awal bukanlah dengan kekerasan, tapi dengan dialog dan kedamaian. Ja’far tidak membalas dengan marah atau benci, tapi dengan penjelasan yang lembut dan menyentuh hati.
Dan terakhir, ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa bantuan terhadap perjuangan dakwah tidak hanya datang dari kaum Muslimin saja, tapi juga dari orang-orang yang berhati mulia seperti raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW.
Apa yang Terjadi pada Najasyi Setelahnya?
Setelah itu, hubungan baik antara Nabi Muhammad SAW dan Najasyi terus berlanjut. Bahkan ketika Najasyi wafat, Rasulullah SAW menyolatkannya dari kejauhan (shalat ghaib), sebuah bentuk penghormatan luar biasa. Ini menunjukkan betapa Nabi sangat menghargai jasa beliau.
Para ulama menyebut bahwa Najasyi akhirnya masuk Islam secara diam-diam, karena kondisi politik di negerinya tidak memungkinkan ia menyatakan secara terbuka. Namun, hanya Allah yang tahu pasti keadaan hatinya. Yang jelas, perannya dalam sejarah Islam sangat besar dan tak bisa dilupakan.
Kesimpulan
Jadi, siapa sebenarnya raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW ketika dalam masa awal perkembangan Islam? Dialah Najasyi, raja Habasyah yang terkenal adil dan bijaksana. Beliau bukan hanya memberikan tempat perlindungan bagi para sahabat Nabi, tapi juga menjadi simbol toleransi, keadilan, dan kemanusiaan.
Semoga kita bisa meneladani sikap beliau dalam memperlakukan sesama manusia dengan adil dan penuh kasih, meskipun berbeda keyakinan. Karena pada akhirnya, kebaikan dan keadilan adalah nilai yang berlaku universal, yang bisa menyentuh hati siapa saja.
Jika kamu tertarik dengan kisah-kisah lain dari sejarah Islam atau ingin tahu lebih banyak tentang peran para tokoh dunia dalam perkembangan agama ini, yuk jangan ragu untuk terus belajar dan mencari tahu. Siapa tahu, kita bisa jadi orang baik yang juga membantu perjuangan kebaikan, seperti raja Ethiopia yang membantu Rasulullah SAW dulu.