Kurban adalah salah satu ibadah yang disunnahkan oleh Allah SWT. Apakah Anda tahu, sejarah kurban yang erat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail?
Kurban merupakan ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan seperti unta, sapi, atau kambing. Kurban ini dilakukan setiap hari raya Idul Adha.
Perintah untuk melaksanakan kurban ini juga disebutkan dalam firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang artinya adalah sebagai berikut,
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar ayat 1-3)
Sejarah Kurban serta Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Berbicara mengenai sejarah berkurban, tentu tidak bisa dipisahkan dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Berikut ini adalah penjelasan mengenai sejarah kurban yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Ibrahim AS.
1. Berawal dari Mimpi Nabi Ibrahim AS
Sejarah dilaksanakannya kurban diawali dari Nabi Ibrahim AS yang pada saat itu mendapat mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya yang bernama Ismail. Nabi Ibrahim mengetahui jika mimpi itu dari Allah SWT. Itu sebabnya, Nabi Ibrahim tidak lantas membenarkan ataupun mengingkari meskipun merasa bingung setelah mendapat mimpi tersebut.
Nabi Ibrahim adalah seorang hamba yang taat pada semua perintah Allah SWT. Oleh karena itulah, Nabi Ibrahim senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk atas mimpinya.
Setelah terus berdoa dan meminta petunjuk dari Allah SWT, Nabi Ibrahim justru kembali mendapat mimpi yang sama hingga tiga kali. Dalam mimpi-mimpi tersebut, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih Ismail yang pada saat itu masih berusia 7 tahun.
Nabi Ibrahim pun menemui Ismail dan menjelaskan mengenai mimpi tersebut. Mengetahui jika itu adalah perintah dari Allah SWT, Ismail memberi izin ayahnya untuk menyembelih dirinya. Berikut ini adalah jawaban Ismail yang tertulis dalam Al-Qur’an.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku! Sungguh aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” ((QS. As Saffat ayat 102)
“Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.’” (QS. As Saffat ayat 102)
2. Nabi Ibrahim AS Melaksanakan Perintah Allah SWT
Ismail adalah putra yang paling disayang oleh Nabi Ibrahim AS. Itu sebabnya, Nabi Ibrahim merasa semakin sedih dan tidak kuasa menahan tangis setelah mendengar jawaban Ismail kecil yang begitu bijak.
Nabi Ibrahim pun membawa Ismail ke Mina setelah keduanya sepakat untuk melakukan penyembelihan. Ismail begitu ikhlas dan sabar atas perintah Allah SWT untuk menyembelih dirinya. Dalam sebuah tafsir, Ismail kecil bahkan meminta ayahnya untuk mengencangkan ikatannya agar tidak lagi bergerak.
“Wahai ayahku! Kencangkanlah ikatanku agar aku tidak lagi bergerak, sisingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori, dan jika nanti ibu melihat bercak darah itu maka ia akan bersedih, percepatkan gerakan pisau itu dari leherku agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu sangat dahsyat. Apabila Engkau telah kembali maka sampaikanlah salam kasihku kepadanya.” (Syekh Muhammad Sayyi Ath Thanthawi dalam Tafsir Al Wasith)
“Sungguh, sebaik-baiknya pertolongan adalah Engkau wahai anakku dalam menjalankan perintah Allah,” (Imam Fakhruddin Ar Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib)
3. Keajaiban Allah SWT
Nabi Ibrahim yang sudah ikhlas untuk menyembelih putranya pun mulai mengarahkan pisau paling tajam untuk menyembelih leher Ismail. Namun, pisau yang sudah paling tajam tersebut tidak mempan saat digunakan.
Nabi Ibrahim pun berkali-kali mengarahkan pisau tersebut pada leher Ismail. Akan tetapi, pisau tersebut seakan-akan tumpul bahkan tidak meninggalkan bekas apa pun di leher Ismail yang halus dan lembut.
Kejadian tersebut merupakan pertolongan dari Allah SWT. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat As Saffat yang artinya adalah sebagai berikut.
“Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! Sungguh, Engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.” (QS. As Saffat ayat 104-108)
Berdasarkan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail di atas, dapat disimpulkan bahwa keduanya adalah sosok yang sangat taat kepada Allah SWT. Keduanya dengan ikhlas melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail.
Karena ketaatannya tersebut, Allah SWT tidak menghendaki penyembelihan tersebut terjadi. Bahkan Allah SWT melarangnya dan mengganti kurban ini dengan seekor kambing.
Itu dia sejarah ibadah kurban yang selalu dilakukan di hari raya Idul Adha. Ibadah kurban ini diawali dengan peristiwa penyembelihan Nabi Ismail yang kemudian digantikan dengan hewan domba oleh Allah SWT.
Hukum Melaksanakan Kurban
Apa hukum berkurban? Hukum melakukan ibadah kurban adalah sunnah muakkad atau sunnah yang dikuatkan. Nabi Muhammad SAW pun tidak pernah meninggalkan ibadah kurban ini sejak disyariatkan sampai beliau wafat.
Sementara itu, Imam Abu Hanifah memiliki pendapat jika ibadah ibadah kurban ini hukumnya wajib bagi mereka orang-orang yang mampu dan tidak dalam keadaan safar atau bepergian jauh.
Keutamaan Melaksanakan Kurban
Sama seperti ibadah-ibadah lain yang diperintahkan oleh Allah SWT, ibadah kurban juga memiliki banyak keutamaan bagi siapa saja yang menjalankannya. Menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini merupakan bentuk rasa syukur umat Islam atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Keutamaan melaksanakan ibadah kurban ini dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang artinya adalah sebagai berikut,
“Aisyah menuturkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: ‘Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan tersebut akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, serta kuku-kukunya. Darah hewan tersebut akan sampai di sisi Allah sebelum akhirnya menetes ke tanah. Oleh karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.’” (Hadis Hasan, riwayat al Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Penutup
Demikian penjelasan mengenai sejarah berkurban yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Salah satu pesan yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail di atas adalah untuk senantiasa taat kepada perintah Allah SWT. Selain itu, dari kisah di atas, kita juga dapat belajar jika harta, anak, maupun segala hal yang kita miliki di dunia adalah milik Allah SWT. Semoga informasi di atas bermanfaat dan dapat menambah wawasan Anda mengenai Islam, ya.
Travel Umroh Rawda merupakan biro perjalanan umroh terpercaya yang sudah berdiri sejak 2003. Kepuasan para jamaah merupakan prioritas utama dari biro perjalanan umroh ini. Memiliki izin resmi dari Kementerian Agama, Rawda Travel siap mengantarkan Anda untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci Mekkah. Temukan berbagai paket umroh di Rawda Travel, seperti Paket Umroh Plus Turki. Anda bisa menunaikan ibadah umroh sekaligus berlibur ke Turki.