Kiswah Kabah: Fakta, Sejarah, dan Perkembangannya

Kiswah Kabah: Fakta, Sejarah, dan Perkembangannya

Kiswah Kabah, bisa dibilang merupakan lamabgn dari keagungan dan kehormatan bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Bagaimana tidak? Bangunan kabah sendiri menjadi kiblat atas ibadah umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahunnya, umat Musli, berbondong-bondong pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah naik haji.

Banyak yang belum tahu, kalau Kiswah Kabah memiliki makna dan sejarahnya yang menarik untuk dibahas. Buat yang belum tahu, Kiswah Kabha adalah penutup Kabah, ibaratnya sebagai penjaganya.

Benag-benag Kiswah Kabah sudah dibuat sejak ribuan tahun lalu, sehingga memiliki makna spiritual yang mendalam dan sejarah yang selalu terukir sepanjang masa.

Kiswah Kabah telah mengalami perkembangan yang mengagumkan sejak zaman klasik Islam hingga zaman modern. Untuk pembahasan lebih lanjut, mari simak artikel berikut ini!

Sejarah Kiswah Kabah dari Berbagai Era

Mengenai sejarah Kiswah Kabah sendiri, sebenarnya terdapat banyak pendapat dan cerita, siapa awal mula seseorang yang menutup Kabah dengan kiswah.

Beberapa berpendapat, Nabi Ismail AS yang melakukannya, tetapi bebreapa juga berpendapat mungkin Adnin bin Udd, buyut dari Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Mengapa Umroh dan Haji Bisa Wajib Hukumnya Bagi Mereka yang Mampu

1. Orang Pertama yang Menyelimuti Kabah 

Catatan sejarah lainnya yang tervalidasi menyebutkan, orang pertama yang menyelimuti Kabah adalah Raja Dinasti Himyariyah Yaman, Abu Karb As’ad.

Jika mengutip dari buku sejarah Kabah (2013) karya Ali Husni al-Khabutli. ceritanya adalah mengenai As’ad yang bermimpi bahwa dirinya menutup Kabah dengan kain.

Tak lama ia pun menunaikan mimpi tersebut menjadi nyata, setelah dirinya pulang dari sebuah peperangan di Yatsrib pada 220 sebelum Hijriyah.

Pada awalnya, As’ad menutup Kabah dengan kulit dan kain kasar (khasf).

Catatan lainnya mengatakan bahwa As’ad menutup Kabah dengan daun kurma dan melapisinya dengan bunga Ma’afir yang sangat wangi.

Namun penutup tersebut diganti karena khawatir akan membebani bangunan Kabah. Akhirnya penutup Kabah diganti denang kain yang dijahit dari Yaman (al-mala wal washa’il).

Tahun-tahun berikutnya banyak orang-orang berbondong-bondong menghadiahi Kabah dengan kain. Setiap kain penutup Kabah rusak, akan diganti dengan yang lainnya.

Pada masa itu, orang-orang menganggap memasang Kiswah di atas Kabah adalah sebuah tugas agama dan suatu kehormatan besar.

2. Masa Qushay bin Kilab

Saat Qushay bin Kilab, buyut dari Nabi Muhammad memimpin, terjadi perubahah kenijakan. Qushay meminta setiap suku memberikan sejumlah uang untuk membeli Kiswah Kabah setiap tahunnya.

Kebijakan ini turun-menurun dilakukan oleh anak-cucunya. Orang pertama yang menutup Kabah dengan kain berbahan sutra adalah Khalid bin Ja’far bin Kilab.

Sementara Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib, mengutip Muhammad Abdul Hamid al-Syarqawi dan Muhammad Raja’I ath-Thahlawi dalam Ka’bah: Rahasia Kiblat Dunia (2009), adalah perempuan pertama yang membuat dan menyelimuti Ka’bah dengan sutra.

3. Kiswah Kabah di Zaman Nabi Muhammad

Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan qabhati, yang merupakan kain putih yang dibuat di Mesir.

Saat Nabi Muhammad melakukan Fathu Makkah, atau pembebasan Kota Makkah, dia tetap menggunakan kiswah lama yang digunakan orang-orang Jahiliyah.

Suatu hari seorang wanita membakarnya ketika mencoba memasukkan dupa ke dalamnya. Kain Yaman bergaris putih dan merah digunakan untuk menutupi Ka’bah setelah itu.

Ka’bah ditutup dengan kain putih oleh Abdullah bin Zubair dan Khalifah Umar bin Khattab dan Ustaman bin Affan.

4. Era Dinasti Umayyah

Berbeda lagi pada era Dinasti Umayyah, kain kiswah yang baru diletakkan di atas kain lama sehingga menumpuk. Praktik ini berlangsung hingga periode Khalifah al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah.

Kain yang semakin menumpuk akhirnya dianggap akan membebani bangunan Kabah, Al-Mahdi kemudian meminta untuk melepaskan kain-kain kiswah lama dan menggantikannya dengan yang baru setiap tahunnya.

5. Era Dinasti Abbasiyah

Ketika al-Makmun memimpin Dinasti Abbasiyah, kebijakan tentang kiswah Ka’bah berubah lagi.

Berbeda dengan sebelumnya, dia mengubah kiswah Ka’bah tiga kali setahun: dengan kain hijau pada hari tarwiyah, kain qabathi pada awal Rajab, dan sutra putih pada hari ke-27 Ramadhan.

Namun, pada akhirnya, khalifah Dinasti Abbasiyah memilih sutra hitam sebagai kiswah karena itu tahan lama dan awet. Untuk saat ini, sultan Dinasti Seljuk

6. Zaman Pemerintah Umar Bin Khattab

Setelah Dinasti Abbasiyah melemah, penguasa Mesir mulai membuat dan mengganti kiswah. Sejujurnya, Mesir telah menerima kehormatan untuk membuat kiswah sejak Khalifah Umar bin Khattab.

Selama menjadi khalifah, Umar bin Khattab mengirimkan surat kepada gubernur Mesir untuk meminta mereka membuat kiswah Ka’bah qabathi setiap tahun.

Tempat pembuatan kiswah semakin banyak seiring dengan perpindahan ibu kota Mesir. Fayum, Tanis, dan Kairo (distrik Kharnafasy) adalah di antaranya.

Pada 362 H (972 M), al-Muiz li Dinilillah, seorang Khalifah Dinasti Fatimiyyah Mesir, memerintahkan untuk membangun tempat khusus untuk pembuatan kiswah di distrik Kharnafasy, Kairo.

Dia ingin kiswah yang lebih baik dari yang sebelumnya. Jadi, dia membuat kiswah dari sutra merah selebar 144 jengkal dengan dua belas pita emas setiap sisi, dan masing-masing pita dihiasi dengan 50 permata sebesar telur burung dara dan buah utrujah yang dihiasi emas.

Ditambah lagi, tulisan kaligrafi yang menggambarkan ayat Al-Qur’an yang terkait dengan haji, minyak wangi kasturi, dan permata berharga. Kiswah itu sendiri cukup mahal.

Anggaran untuk membuat kiswah hanya mencapai £4.550 pada awal tahun 1900-an. Kemudian, Bani Syaibah mengawasi Ka’bah.

Bani Syaibah kemudian memasangkan kain kiswah yang baru ke Ka’bah dan menjual kain kiswah yang lama kepada jamaah haji sebagai berkah. Namun, otoritas Saudi kemudian melarang hal itu karena dianggap syirik. Akibatnya, kain kiswah yang lama akhirnya disimpan di museum.

7. Pembuatan Kiswah Kabah Mesir Dihentikan

Penyediaan kiswah Ka’bah dari Mesir dihentikan pada tahun 1924. Menurut Zainurrofieq dalam The Power of Ka’bah: Mengungkap Keagungan Baitullah (2016), Raja Abdul Aziz dari Dinasti Saud memberikan perintah untuk membangun pabrik pembuatan kiswah di Ajyad, sebuah daerah dekat Masjidil Haram.

Di sini, pada tahun 1926, Kiswah pertama di Makkah diproduksi oleh Kerajaan Saudi. Umm al-Joud kemudian menjadi tempat pembuatan kiswah.

Pemerintah Mesir dan Arab Saudi membuat perjanjian pada tahun 1935 tentang pembuatan kiswah. Sejak itu, Mesir membuat Kiswah hingga tahun 1963.

Arab Saudi kemudian membangun kembali pabrik kiswahnya. Pada tahun 1972, Fahd bin Abdul Aziz, Wakil Ketua Majelis Kabinet dan Menteri Dalam Negeri Saudi di bawah pemerintahan Raja Faisal, mendirikan pabrik kiswah pertama di pinggiran Kota Makkah.

Pabrik itu dibangun di atas tanah seluas 10 hektare dan dibuka pada tahun 1977, atau selama pemerintahan Raja Khalid.

Pabrik kiswah ini mempekerjakan lebih dari 240 orang. Pabrik yang dibangun Fahd ini dilengkapi dengan peralatan canggih dan kontemporer, membedakannya dari pabrik kiswah zaman Raja Abdul Aziz.

Hingga hari ini, pabrik ini masih memproduksi tirai bagian dalam Ka’bah dan kamar Nabi Muhammad selain kiswah.

Baca juga: Berapa Hari Umroh yang Ideal dan Hemat Secara Biaya

Proses Pembuatan Kiswah Kabah

670 kilogram sutra hitam, 120 kilogram benang emas, dan 100 kilogram benang perak diperlukan untuk siswah Ka’bah.

Ayat-ayat Al-Qur’an, yang berkaitan dengan haji, dijahit pada kain hitam tersebut dan dihiasi dengan benang berlapis emas.

Ornamen atau hiasan di Ka’bah tidak permanen. Memperhatikan hal-hal yang lebih baik dapat menggantikan itu. Kiswah itu dibuat dengan dana 17 juta riyal, atau 66,3 miliar rupiah, yang sudah termasuk biaya pengrajinnya.

5 Fakta Kiswah Kabah

Setiap tahun, kiswah Ka’bah, kain berwarna hitam yang dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang berkaitan dengan haji, diangkat setinggi tiga meter.

Tujuannya adalah untuk mencegah jamaah haji melepaskan kiswah saat mereka mengitari Ka’bah atau tawaf. Kain putih yang menggantikan kiswah tersebut diganti setiap tahun.

Banyak fakta menarik mengenai Kiswah Kabah ini, berikut ulasannya!

1. Dihiasi Benang Emas

Dengan 120 kilogram benang emas dan 100 kilogram benang perak, ayat-ayat Al-Qur’an dikaligrafi di siswah Ka’bah. Menurut pengelola Masjidil Haram, jamaah haji biasanya menarik benang emas untuk memperoleh berkah.

2. Terbuat dari 670 Kilogram Sutra

Sutra sebanyak 670 kg digunakan untuk membuat kishah Ka’bah. Ornamen Ka’bah tidak permanen. Memperhatikan hal-hal yang lebih baik dapat menggantikan itu.

3. Habiskan 66 Milyar

Kiswah itu dibuat dengan biaya 17 juta rial, atau 66,3 miliar rupiah, yang sudah termasuk biaya pengrajinnya.

Lebih dari 200 orang dipekerjakan untuk membuat kiswah Ka’bah, yang dibuat dengan mesin jahit terbesar sepanjang 16 meter.

4. Diganti Setiap Tahun

Kiswah Ka’bah terbuat dari sutra hitam di sebuah pabrik khusus yang didirikan pemerintah Arab Saudi. Kainnya diganti dengan kain baru setiap tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun.

Namun, selama Dinasti Abbasiyah pimpinan Khalifah Al-Makmun, kiswah Ka’bah diganti tiga kali setahun. Pada hari tarwiyah, kain merah digunakan, pada awal Rajab, dan pada hari ke-27 Ramadhan, kain qabathi digunakan.

5. Penuh Tumpukan Kain

Seiring perkembangan zaman, Ka’bah mengalami perubahan. Tidak hanya jenis kain dan warna kiswah yang mengalami perubahan, tetapi juga siapa yang “bertanggung jawab” untuk menyediakannya, dekorasi yang menghiasinya, dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikannya.

Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menggunakan qabhati, kain putih Mesir, untuk menutupi Ka’bah.

Saat Nabi Muhammad melakukan Fathu Makkah, atau pembebasan Kota Makkah, dia tetap menggunakan kiswah lama yang digunakan orang-orang Jahiliyah.

Hingga seorang wanita membakarnya ketika mencoba memasukkan dupa ke dalamnya. Kain Yaman bergaris putih dan merah digunakan untuk menutupi Ka’bah setelah itu. Ka’bah ditutup dengan kain putih oleh Abdullah bin Zubair dan Khalifah Umar bin Khattab dan Ustaman bin Affan.

Baca juga: Mengapa Umroh Dianjurkan Bagi Umat Muslim

Penutup

Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama Travel Umroh Rawda. Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman.

Manfaatkan juga Promo Travel Umrah Rawda eksklusif kami! Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta.

Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki. Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami!

Share the Post: