Inilah biograf singkat Khadijah Istri Rasulullah yang patut kita jadikan teladan dan inspirasi. Khadijah adalah istri pertama Rasulullah Muhammad. Ia adalah seorang pedagang wanita terkemuka di Mekah dan merupakan salah satu wanita terkaya di kota tersebut pada zamannya.
Khadijah adalah sosok yang sangat dicintai oleh Rasulullah, dan perannya sangat penting dalam memperkuat dan mendukung misi dakwahnya. Ia juga merupakan orang pertama yang memeluk Islam setelah menerima wahyu pertama dari Allah.
Khadijah dan Rasulullah memiliki hubungan yang sangat mendalam dan harmonis sebagai suami istri, Ia pun menjadi salah satu pilar yang kuat dalam mendukung perjuangan awal Islam.
Untuk biografi singkat Khadijah istri Rasulullah lengkapnya, simak informasi lengkap yang telah kami rangkum dikutip dari kisahmuslim.com dan islami.co.
Latar Belakang Biografi Singkat Khadijah Istri Rasulullah
Siti Khadijah, lahir di Mekkah pada tahun 68 Sebelum Hijrah atau sekitar tahun 555 Masehi, merupakan titik penting dalam keluarga Khuwailid bin Asad. Pada masa itu, memiliki seorang putri dianggap sebagai sesuatu yang kurang dihargai di kalangan suku Quraisy. Banyak yang bahkan memilih untuk mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka, tetapi tidak dengan Khuwailid bin Asad. Kelahiran putri mereka, Siti Khadijah, disambut dengan sukacita dan cintanya.
Nama lengkapnya adalah Siti Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al Qurasyiyah al Asadiyah. Meskipun dibesarkan dalam kemewahan dan kekayaan keluarga terkemuka, Siti Khadijah tidak pernah merasa sombong. Sebaliknya, keistimewaannya hanya meningkatkan ketundukan dan kerendahannya. Ia dihormati dengan julukan Ath-Thahirah, yang menggambarkan kesucian dan keanggunannya.
Pada tahun 575 Masehi, ibunya meninggal dunia, diikuti sepuluh tahun kemudian oleh ayahnya. Meskipun menjadi yatim piatu dengan warisan yang melimpah, Siti Khadijah tidak terbuai oleh kekayaan. Sebaliknya, kedua kehilangan tersebut menjadikannya lebih mandiri. Dia meneruskan tradisi keluarganya sebagai seorang pedagang, dan dengan kecerdasannya, bisnis keluarganya berkembang pesat di bawah kepemimpinannya.
Pernikahan dengan Rasulullah
Biografi singkat Khadijah istri Rasulullah sebelumnya telah mendapat lamaran dari banyak orang, namun beliau menolak beberapa pinangan dengan sopan. Kemudian setelah mendengar tentang seorang pemuda yang pandai dan jujur bernama Muhammad bin Abdullah. Dia mengutus asistennya, Maisarah, untuk menawarkan pekerjaan kepada Muhammad, yang kemudian diterima dengan baik.
Setelah keberhasilan Muhammad dalam bisnisnya dan memiliki sifat suri tauladan kala itu, Siti Khadijah semakin terkesan dengan kepribadiannya. Melalui perantara Nafisah binti Muniyah, Siti Khadijah menyatakan keinginannya untuk mengenal lebih dekat dengan Muhammad. Pembicaraan antara mereka kemudian terjadi, dan Muhammad menyatakan kesiapannya untuk menikah jika Siti Khadijah bersedia.
Nafisah segera mengabarkan kabar baik ini kepada Siti Khadijah, sementara Muhammad mengungkapkan niatnya kepada pamannya, Abu Thalib. Setelah persetujuan dari kedua belah pihak, Muhammad dan Siti Khadijah menikah dengan maskawin 20 ekor unta muda.
Meskipun ada perbedaan usia dan kesenjangan ekonomi yang signifikan, mereka membangun rumah tangga yang penuh berkah. Allah memberkahi mereka dengan enam orang anak, termasuk Qosim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Siti Fatimah.
Wanita yang Pintar
Semua riwayat yang mengisahkan tentang kehidupan Khadijah pasti menegaskan bahwa dia adalah seorang wanita yang cerdas. Ini terlihat dari cara Khadijah menyelidiki karakter Muhammad bin Abdullah sebelum dia menjadi nabi, dan bagaimana dia berhasil bernegosiasi untuk mengembangkan usahanya.
Kejeniusannya yang lain tercermin saat dia mempertimbangkan pernikahannya dengan Nabi. Dia memilih Nafisah bin Maniyah sebagai utusan untuk menyelidiki Nabi Muhammad setelah kembalinya dari Syam. Untuk menghindari rasa malu -karena biasanya wanita enggan mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu-, dia membuatnya terlihat seolah-olah Nabi Muhammad yang menginginkan pernikahan itu dan meminta dia untuk menikah.
Setelah menikah, Khadijah kembali menunjukkan kedewasaan pikiran dan jiwa. Dia tidak panik ketika suaminya bingung menerima wahyu pertama. Dengan yakin, dia menjawab bahwa Allah tidak akan menghinakan suaminya, dan memberikan alasan-alasan yang mendukungnya. Hal ini membuat suaminya merasa tenang. Tidak berhenti di situ, dia membawa suaminya ke Waraqah untuk membantunya merasa lebih tenang menghadapi peristiwa luar biasa yang sedang terjadi. Tahapan-tahapan yang diambil oleh Khadijah untuk menenangkan suaminya dalam menerima wahyu semakin menunjukkan kecerdasan dan kedewasaan jiwanya.
Peran Penting Dakwah Menyebarkan Islam
Kontribusi Ummul Mukminin, dengan pertolongan dari Allah, terhadap dakwah sangatlah besar. Jika kita harus menyebutkan satu aspek saja, menjadi orang pertama yang memeluk iman sudah menjadi keutamaan yang sangat penting bagi beliau. Ini sangat berarti bagi Rasulullah, karena kehadiran istrinya sebagai orang pertama yang beriman sangatlah signifikan.
Setelah memeluk Islam, ia mengorbankan segala hal dalam hidupnya. Kehidupan yang tadinya tenang dan nyaman berubah menjadi kehidupan yang penuh tantangan dan rintangan, yang penuh dengan dakwah, jihad, dan penindasan. Namun, keadaan tersebut sama sekali tidak mengurangi cintanya kepada suaminya; malah, cintanya semakin bertambah, juga cintanya terhadap agama yang dibawanya. Ia senantiasa mendampingi dan mendukung suaminya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala.
Ketika orang-orang Quraisy memboikot dan mengasingkan keluarga Bani Hasyim ke pinggiran Mekah, Khadijah tidak ragu untuk pergi bersama suaminya. Waktu pengasingan dan boikot tersebut berlangsung cukup lama, di mana keluarga Bani Hasyim mengalami penderitaan yang hebat, bahkan sampai kekurangan makanan hingga harus makan dedaunan karena kelaparan.
Boikot tersebut meliputi segala aspek kehidupan mereka; mereka tidak diperbolehkan menikah, membeli, atau menjual barang selama tiga tahun. Dalam situasi tersebut, Khadijah, meskipun bukan bagian dari Bani Hasyim, tetap setia menemani suaminya, meskipun dulunya ia adalah wanita kaya dan berkecukupan.
Inilah realitas perjuangan dakwah yang sesungguhnya, yang menuntut kekuatan dan keteguhan hati. Oleh karena itu, pasangan hidup mereka yang mengikuti jalan dakwah juga harus memiliki keteguhan yang sama. Ini salah satu alasan mengapa Nabi selalu mengingat Khadijah dan tidak menikahi wanita lain selama bersamanya. Ini juga mengingatkan kita bahwa pasangan hidup seseorang dipilih berdasarkan kualitas dirinya.
Penutup
Biografi singkat Khadijah istri Rasulullah menyoroti peranannya sebagai pendamping yang setia dan penyokong utama bagi Nabi Muhammad dalam penyebaran Islam awal. Kehidupannya menunjukkan bahwa kesetiaan, keberanian, dan kebaikan hati dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan besar dalam sejarah umat manusia. Khadijah tetap menjadi inspirasi bagi kita semua, mengingatkan bahwa nilai-nilai universal cinta, keadilan, dan kesetiaan adalah pondasi yang kokoh dalam menciptakan kedamaian dan keharmonisan di dunia ini.
Dapatkan pengalaman ibadah perjalanan yang tak terlupakan bersama Rawda Umroh Travel! Kami berdedikasi untuk memberikan pelayanan terbaik, menjamin kepercayaan dan kualitas yang tinggi demi memastikan Anda merasa puas dan tenteram sepanjang perjalanan ibadah Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati penawaran eksklusif dan layanan unggulan yang hanya kami sediakan. Temukan keunikan serta keistimewaan paket “Umrah plus Turki” kami melalui situs resmi Rawda Umroh Travel sekarang juga.
Baca Juga: Biografi Singkat Bilal bin Rabah: Muadzin Rasulullah yang Penuh Keteguhan