Ibadah haji merupakan ibadah yang dilaksanakan di tanah suci. Penting untuk menjaga etika dan adab ketika berhaji. Berikut ini ketahui etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain agar ibadah haji berjalan lancar dan penuh berkah.
Pelajari sikap sopan santun, kepedulian, dan kebersihan selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Simak informasinya dari Rawda travel dibawah ini!
Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi umat Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan mental. Ibadah haji jugamerupakan salah satu ibadah yang menjadi impian bagi setiap umat Islam.
Ibadah ini bukan sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga momen untuk mempererat tali persaudaraan sesama muslim dari seluruh dunia. Selama pelaksanaan haji, jutaan umat muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu tempat, yakni Tanah Suci Mekah dan Madinah.
Dengan begitu banyaknya jamaah yang hadir, penting bagi setiap individu untuk memahami etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain. Sikap saling menghormati, kesabaran, dan menjaga perilaku adalah kunci utama agar ibadah haji berjalan dengan lancar dan penuh berkah.
Pelaksanaan Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi umat muslim yang mampu secara fisik maupun finansial. Ibadah ini menjadi momentum yang sangat dinanti oleh setiap umat Islam untuk bisa bertamu ke rumah Allah SWT dan mengharapkan ampunan. Oleh sebab itu penting untuk para jamaah haji harus memperhatikan dan mematuhi etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain di tanah suci yaitu Madinah dan Mekkah.
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain sangat peting untuk diperhatikan. Hal ini akan membantu untuk menghormati dan memuliakan tempat suci yang dikunjungi oleh para jamaah serta memaksimalkan pengalaman ibadah haji yang dilakukan.
Para jamaah haji yang melaksanakan ibadah di tanah suci tentunya menginginkan haji yang dilaksanakan dapat mabrur. Sementara tiada balasan mabrur kecuali surga. Oleh karena itu, penting untuk menjaga etika dan adab ketika di tanah suci.
Etika dan Adab yang Harus Diterapkan di Tanah Suci
Menurut Imam Al Ghazali terdapat beberapa etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah lain untuk mencapai derajat mabrur. Berikut ini penjelasannya.
1. Berkonsentrasi Ibadah
Jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji tentunya juga memiliki tujuan dan cita – cita yaitu beribadah kepada Allah. Beribadah kepada Allah harus fokus kepada Allah. Hati harus tenang dan diarahkan untuk selalu berdzikir mengingat Allah, serta mengagungkan syiar – syiar Allah SWT.
Tangan dan pikiran harus bebas dari apapun yang mengganggu hati dan memecah konsentrasi selama beribadah. Menurut Imam Al Ghazali selama beribadah harus mengingat Rasulullah
إِذَا كَانَ آخِرُ الزَّمَانِ خَرَجَ النَّاسُ إِلَى الْحَجِّ أَرْبَعَةُ أَصْنَافٍ سَلَاطِيْنُهُمْ لِلنُّزْهَةِ وَأَغْنِيَاؤُهُمْ لِلتِّجَارَةِ وَفُقَرَاؤُهُمْ لِلْمَسْأَلَةِ وَقُرَّاؤُهُمْ لِلسُّمْعَةِ
Artinya, “Pada akhir zaman, orang-orang keluar untuk haji empat golongan: para penguasa untuk bersenang-senang, para hartawan untuk berdagang, orang-orang fakir untuk meminta-minta, dan para qari untuk memperdengarkan bacan.” (HR Al-Khatib).
Jamaah haji juga harus emnggunakan biaya yang bersumber dari usaha yang baik dan halal. Jamaah yang berangkat ke tanah suci harus berusaha semaksimal mungkin menjauhkan tujuan – tujuan duniawi demi meraih keutamaan ibadah haji dan derajat haji yang istimewa.
Apabila berhaji untuk menjalankan ibadah haji orang lain, maka harus berniat untuk membantu dan memudahkan sesama muslim menggugurkan kewajibannya. Namun apabila harus mengambil upah maka ambil upah untuk memungkinkan diri menjalankan kebutuhan ibadah haji.
Kaitan wasiat untuk dihajikan, syariat memandang sebagai hal yang istimewa seperti yang disampaikan Rasulullah SAW:
يُدْخِلُ اللهُ سُبْحَانَهُ بِالحَجَّةِ الْوَاحِدَةِ ثَلَاثَةً اَلْجَنَّةَ اَلْمُوَصِّي بِهَا وَالْمُنْفِذُ لَهَا وَمَنْ حَجَّ بِهَا عَنْ أَخِيْهِ
Artinya, “Allah akan memasukkan tiga golongan ke surga dengan sekali haji: orang yang meninggalkan wasiat untuk dihajikan, orang yang menjalankan wasiat itu, dan orang yang berhaji untuk saudaranya,” (HR Al-Baihaqi).
2. Bersikap Rendah Hati dan Sopan Santun
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain mencakup sikap rendah hati dan sopan santun. Setiap jamaah harus menghindari sifat sombong dan merasa lebih baik dari orang lain.
Berlaku sopan santun dan menghormati orang lain akan membantu menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain.
Mengingat semua jamaah datang dengan tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah, maka menjaga hati tetap bersih dari kesombongan sangatlah penting. Kerendahan hati juga tercermin dari cara kita berinteraksi dengan jamaah lain, seperti memberikan senyuman, menyapa dengan ramah, dan menghindari perilaku yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Dengan hal tersebut ibadah haji akan khusyuk dan damai.
3. Persiapan Bekal Secukupnya dan Memperbaiki Hati
Para jamaah haji hendaknya mempersiapkan bekal secukupnya dan memperbaiki hati dalam memberikan dan membelanjakan tanpa disertai kekikiran dan sikap berlebihan. Pergunakan perbekalan secara sederhana.
Sebisa mungkin untuk menghindari perilaku bersenang – senang dan makan makanan yang enak – enak bermewah – mewahan dalam berpakaian sementara banyak memberi dan berbagai rezeki.
Menggunakan bekal untuk perjalanan haji sama dengan menginfakkan di jalan Allah. Sementara satu dirham diinfakkan di jalan Allah akan dibalas dengan tujuh ratus dirham.
4. Meninggalkan Perkataan Sia – Sia
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain ialah dengan meninggalkan perkataan sia – sia, keji, dan kotor seperti perbuatan bersenda gurau membicarakan hubungan suami istri. Membicarakan hubungan suami – sitri menjadi perbuatan yang dilarang karena mendorong ke hal yang terlarang.
Dalam Al Qur’an hendaknya meninggalkan ar-rafats atau sia -sia, keji, dan kotor, al – fisiq merupakan hal yang keluar dari ketaatan kepada Allah, dan al-jadal atau berlebihan dalam permusuhan dan pertengkaran dengan hal – hal yang dapat menyebabkan kedengkian dan perpecahan yang dapat meruntuhkan budi pekerti yang baik.
Dalam hadits Rasulullah dijelaskan tentang tiada balasan haji yang mabrur kecuali surga:
اَلْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ
Artinya, “Haji mabrur itu tidak ada balasan untuknya selain surga.”
Dari hal tersebut bahwa hendaknya jamaah haji mengurangi pembicaraan tidak penting, bersenda gurau, dan pertentangan dengan sesama jamaah.
Jamaah haji dapat berbicara dengan lemah lembut dan menghindari perdebatan yang tidak perlu. Sebab hal tersebut merupakan bagian dari etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain.
Suasana haji yang penuh dengan kesibukan dan keramaian seringkali memicu emosi, namun dengan menjaga tutur kata dan bersikap sabar, hubungan antarjamaah dapat terjalin dengan harmonis. Para jamaah haji dapat menghindari berbicara dengan suara keras atau kasar, terutama di tempat-tempat ibadah seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
5. Berkendara Ketika Berhaji
Menunaikan ibadah haji hendaknya dengan berjalan kaki apabila mampu. Sebab, menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap langkah dihitung sebagai tujuh ratus kebaikan dari kebaikan Tanah Haram.
Namun bagi para jamaah yang berada jauh tidak mungkin apabila berjalan kaki. Untuk itu diusahakan ketika di tanah suci dapat menunaikan rangkaian manasik, pulang pergi dari Mekkah ke wukuf hendaknya berjalan kaki untuk cara penyempurnaan ibadah haji.
Menggunakan kendaraan untuk menunaikan ibadah haji bukan termasuk hal yang tercela. Jadi ketika sanggup berjalan kaki maka lakukan dengan berjalan kaki, namun jika tidak sanggup dan mengakibatkan resiko buruk maka menggunakan kendaraan akan lebih baik.
6. Tidak Menggunakan Banyak Perhiasan dan Menjaga Kebersihan Diri
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain yakni dengan tidak menggunakan banyak periasan atau berpenampilan sederhana. Rasululah telah memerintahkan jamaah haji untuk senantiasa berpenampilan sederhana dan menyembunyikan kekayaan serta melarang untuk bersenang – senang dan bermewah – mewahan. Jamaah dapat menjaga kebersihan dan kerapihan diri dengan mencukur rambut, memotong kumis, dan memotong kuku.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga termasuk dalam etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain. Selain menjaga kebersihan diri, Lingkungan yang bersih tidak hanya mencerminkan pribadi yang baik tetapi juga membantu menciptakan kenyamanan bagi jamaah lainnya.
Menghindari membuang sampah sembarangan dan menjaga fasilitas umum tetap bersih adalah bentuk tanggung jawab bersama. Selain itu, menjaga kebersihan diri, seperti mandi secara teratur dan memakai pakaian bersih, akan membantu mengurangi ketidaknyamanan bagi jamaah lain di sekitar kita.
Selain kebersihan diri jamaah juga harus memperhatikan kerapihan pakaian. Jamaah ketika berhaji akan menggunakan pakaian ihram yang sederhana dan bersih. Hal ini sebagai wujud penghormatan kepada tempat suci serta menunjukkan rasa syukur dan hormat kepada Allah yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.
7. Menghindari Perilaku yang Merusak dan Mencemarkan Lingkungan
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain ialah menghindari perilaku yang merusak. Ketika berhaji jamaah akan berada di lingkungan baru yang harus selalu dijaga agar tetap terjaga keindahan dan kesehatannya.
Jamaah hendaknya harus menghindari perilaku merusak atau mencemarkan lingkungan. Menghindari perilaku merusak sebagai perwujudan rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial dari para jamaah haji.
8. Tidak Melakukan Tindakan Kekerasan
etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain ialah tidak melakukan tindakan kekerasan serta merugiakn orang lain. Tindakan kekerasan dapat menciptakan ketegangan dan kerumunan sehingga para jamaah dapat bertengkar dan merugikan berbagai pihak. Hal ini juga meneybabkan mengganggu kenyamanan dan ketertiban selama pelaksanaan ibadah haji.
9. Saling Membantu Sesama Jamaah
etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain selanjutnya adalah saling membantu sesama jamaah. Penting untuk saling membantu sesama jamaah, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Memberikan bantuan kecil seperti menunjukkan arah, membantu membawa barang, atau memberikan tempat duduk kepada yang lebih tua bisa menjadi amal kebaikan yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain tidak hanya tentang sikap pribadi, tetapi juga tentang kepedulian terhadap orang lain.
10. Tidak Menyerobot Antrian
Etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain ialah tidak menyerobot antrian dan menghormati giliran. Dalam kondisi keramaian, seringkali kita tergoda untuk mendahului orang lain atau tidak sabar menunggu giliran.
Namun, sikap disiplin dan menghargai hak orang lain sangat diperlukan agar tidak terjadi kekacauan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk beribadah dengan nyaman dan tenang.
Memahami dan menerapkan etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain adalah bagian dari kesempurnaan ibadah haji itu sendiri. Dengan menjaga niat yang tulus dan hati yang ikhlas, kita dapat menjalani ibadah haji dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
Menjaga sikap saling menghormati, sopan santun, dan kepedulian, tentunya akan membuat semua jamaah yang melakukan ibadah haji dapat merasakan kedamaian. Ibadah haji bukan hanya tentang hubungan kita dengan Allah, tetapi juga tentang bagaimana kita memperlakukan sesama manusia.
Demikian penjelasan mengenai etika dan adab yang harus diterapkan ketika bertemu dengan jamaah haji lain. Semoga ibadah haji yang kita laksanakan diterima oleh Allah SWT dan membawa manfaat serta berkah bagi diri sendiri, keluarga, dan umat Muslim di seluruh dunia. Mari kita jadikan momen haji sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan memperkuat tali persaudaraan di antara sesama Muslim.
Rawda Travel
Ibadah haji merupakan ibadah yang diidam-idamkan para umat Muslim. Namun pelaksanaan ibadah haji perlu proses panjang dari keberangkatan hingga menunggu jadwal yang cukup lama.
Opsi sambil menunggu jadwal keberangkatan ibadah haji, umat Muslim dapat melaksanakan ibadah umroh yang hampir sama dengan ibadah haji bedanya ialah jadwal berangkat yang dapat dilakukan kapan saja dan lebih fleksibel.
Berangkat umroh ini tentunya perlu untuk persiapan seperti memilih agen perjalanan yang tepat dan terpercaya untuk membantu selama proses ibadah umroh di tanah suci.
Rekomendasi biro umroh terbaik ialah Rawda travel umroh solusi umroh Jakarta dan sekitarnya. Biro umroh ini telah berpengalaman dalam mengantarkan ribuan jamaah Umroh dari Indonesia. Selain itu, biro Rawda travel menyediakan fasilitas dan layanan terbaik dengan harga bersaing.
Pilihan paket umroh dari Rawda travel seperti paket umroh reguler dan paket umroh Plus Turki. Jadi tunggu apalagi, umroh insyaAllah mabrur bersama Rawda travel solusi umroh jamaah Indonesia!