Siapa Pemegang Kunci Ka’bah dan Penjaga Kunci Tersebut? Ini Dia Jawabannya

Siapa Pemegang Kunci Ka'bah

Ka’bah merupakan bangunan yang disucikan agama Islam. Lalu siapa pemegang kunci ka’bah? Yuk simak jawabannya dan pelajari sejarah panjang mengenai kisah pemegang kunci Ka’bah.

Ka’bah merupakan bangunan suci umat Islam dan menjadi kiblat saat sholat bagi Umat Muslim. Bangunan ini menjadi tanggung jawab suku atau keluarga yang membawa kuncinya termasuk dalam merawat dan mengganti kain penutupnya secara turun temurun.

Ka’bah ini terletak di dalam Masjidil Haram, Mekkah, adalah pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia. Setiap Umat Muslim bermimpi atau menginginkan untuk mengunjungi tempat suci ini, terutama saat menunaikan ibadah haji atau umroh.

Namun, pernahkah Anda bertanya, “Siapa pemegang kunci Ka’bah?” Pertanyaan ini mungkin jarang terlintas di benak banyak orang, tetapi jawabannya memiliki sejarah panjang yang penuh makna.

Pemegang Kunci Ka’bah

Siapa Pemegang Kunci Ka'bah

Siapa pemegang kunci Ka’bah? Pemegang kunci Ka’bah ialah keluarga atau suku dari Bani Al Shaibah merupakan keturunan Utsman bin Abi Thalhah yang berasal lebih dari 16 abad lalu.

Kisah sejarah panjang mengenai siapa pemegang kunci Kabah tidak terlepas dari sejarahnya yakni sebelum masuknya Islam. Siapa pemegang kunci Ka’bah sebelumnya masuk Islam adalah cucu Qusai Bib Kilab Bin Murrah.

Namun setelah penaklukan kota Makkah Ali Ibnu Thalib mengambil kunci Ka’bah dari Utsman ibn Talha, penjaga Ka’bah ketika itu masih belum muslim. Setelah hal tersebut Allah menurunkan ayat kepada Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam Qs. An Nisa (4):58:

 اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS:An-Nisa [4]:58).

Usai turun ayat ini Nabi Muhammad memerintahkan Ali Ibnu Thalib untuk mengembalikan kunci Ka’bah kepada Utsman bin Talha dan meminta maaf atas perbuatan tersebut. Utsman ibn Thalhah terkejut melihat bagaimana penakluk Makkah mengembalikan kunci – kunci kepadanya padahal dia bahkan bukan seorang Muslim.

Ali Ibn Thalib memberitahu bahwa Allah ingin Utsman bin Talha untuk menjaga kunci Ka’bah. Atas hal tersebut Utsman bin Talha segera memeluk agama Islam dan hingga saat ini Bany Syahibah menjadi siapa pemegang kunci Ka’bah.

Sejarah panjang penjagaan kunci Ka’bah dimulai sejak lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tepatnya sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Nabi Muhammad SAW menyerahkan tanggung jawab pemeliharaan Ka’bah dan kuncinya kepada Bani Syaibah, sebuah suku yang masih mempertahankan tradisi ini hingga saat ini. Bani Syaibah dikenal sebagai keluarga yang terhormat dan dipercaya oleh Nabi Muhammad SAW, dan mereka telah menjadi pemegang kunci Ka’bah selama berabad-abad.

Bani Syaibah tidak hanya menjadi pemegang kunci Ka’bah saja namun merawat tempat suci ini secara menyeluruh termasuk membuka, menutup pintu, membersihkan, dan mencuci serta merawat Kishwah.

Bentuk Kunci Ka’bah

Kunci Ka’bah memiliki bentuk seperti cincin dengan diameter bundar 36 cm dan cincin ini terhubung ke kubus miring dan terhubung ke pegangan kunci. Pegangan ini juga terdiri dari 3 blok dengan persegi panjang. Pada setiap blok sejajar dengan yang lain sedangkan badan kunci sendiri berbentuk kubus dengan panjang 13 cm.

Kunci dan gembok Ka’bah terbuat dari nikel dan dilapisi emas 18 karat. Pada gembok ini terdapat ayat Al Qur’an. Untuk kunci Ka’bah sendiri disimpan dalam tas bersulam yang bertuliskan ayat – ayat Al Qur’an. Kunci Ka’bah pada abad ke 12 sempat dilelang di tahun 2008 di London.

Kunci Ka’bah dibeli oleh seorang anonim terbuat dari besi dengan panjang 38 cm senilai US$18,1 juta (setara Rp297 miliar). Pada kunci tersebut bertuliskan “khusus dibuat untuk Baitullah”. Baitullah merupakan nama lain untuk Ka’bah. Kunci yang dilelang di London merupakan satu satunya kunci Ka’bah yang dimiliki secara pribadi.

Kunci Ka’bah ini untuk membuka pintu Ka’bah yang resmi dibuka dua kali setahun pertama kali di bulan Sya’ban yang mana mereka mencucinya. Untuk kedua kalinya dibuka pada awal bulan Dzulhijjah tempat itu dicuci diganti pakaian lamanya dan mendandani dengan kain baru.

Perlu diketahui bahwa terdapat 48 kunci yang digunakan untuk Ka’bah di masa Kekuasaan Kekaisaran Ottoman yang tersimpan pada museum di Turki. Sementara itu, Arab Saudi memiliki dua salinan kunci yang terbuat dari emas murni.

Untuk saat ini, tanggung jawab penjaga kunci Ka’bah ialah membuka dan menutup gemboknya. Namun untuk tamu negara yang datang ke Arab Saudi, gembok akan dibuka oleh kantor kerajaan, Kementerian Dalam Negeri, dan pasukan darurat bersama dengan juru kunci Ka’bah.

Kunci Ka’bah sendiri memiliki nilai yang sangat penting dan simbolis bagi umat Islam. Selain sebagai akses fisik untuk masuk ke dalam Ka’bah, kunci ini juga melambangkan amanah besar yang diberikan kepada Bani Syaibah.

Tidak semua orang dapat memasuki Ka’bah, hanya pada waktu-waktu tertentu kunci ini digunakan, terutama saat pembersihan rutin dilakukan. Pembersihan ini dilakukan setiap tanggal 15 Muharram yang mana pembawa kunci akan membuka pintu Ka’bah supaya tempat paling suci bagi umat Islam dapat dimandikan.

Pintu Ka’bah

Siapa Pemegang Kunci Ka'bah

Selain kunci Ka’bah, terdapat pintu Ka’bah yang berjumlah satu pintu untuk memasukinya dan disebut dengan Bab Ka’bah yang terletak pada dinding timur laut Ka’bah. Pada sudutnya ditempatkan Hajar Aswad batu berwarna hitam yang dimuliakan umat Islam menjadi titik awal tawaf atau aktivitas mengelilingi Ka’bah selama haji atua umroh.

Pada tahun 1942 menurut sejarah bahwa Ibrahim Badr membuat pintu Ka’bah dari perak yang kemudian di tahun 1979 Ahmad bin Ibrahim Badr seorang putra Ibrahim Badr membuat pintu Ka’bah dari emas dengan berat 300 kg.

Selanjutnya di masa pemerintahan Abdul Qadir mantan pembawa kunci Ka’bah, kunci Ka;bah diganti atas perintah Raja Saudi Abdullah. Pangeran Khalid Al Faisah menyerahkan kunci baru kepada Abdul Qadir atas nama raja.

Saat Sheikh Abdul Qadir meninggal setelah sakit lama, sepupunya bernama Saleh bin Zain Al Abedin Al Shaibi menjadi pemegang kunci Ka’bah. Kunci ini dan gembok Ka’bah telah mengalami pergantian berkali- kali dalam sejarah oleh penguasa yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

Namun kunci Ka’bah ini dalam sejarahnya diserahkan kepada Raja Arab Saudi, yang kemudian menyerahkannya kembali kepada Bani Syaibah sebagai simbol penghormatan. Keluarga ini telah menjaga amanah ini dengan penuh kehormatan dan kebanggaan, menjaga Ka’bah dari generasi ke generasi.

Sebagai pemegang kunci Ka’bah, Bani Syaibah memikul tanggung jawab besar untuk memastikan Ka’bah selalu dalam kondisi terbaik, siap menyambut jutaan jamaah yang datang dari seluruh dunia.

Bani Syaibah masih setia menjalankan tugas sebagai siapa pemegang kunci Ka’bah. Tradisi ini tidak hanya menunjukkan kontinuitas sejarah, tetapi juga menegaskan pentingnya amanah dalam menjaga tempat suci umat Islam.

Itu tadi penjelasan mengenai siapa pemegang kunci Ka’bah dari Rawda. Semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jika ingin mengetahui kunci dan pintu Ka’bah, Anda dapat melihatnya ketika menunaikan ibadah haji atau umroh.

Menunaikan ibadah haji atau umroh, maka para calon jamaah memerlukan biro perjalanan umroh terpercaya. Salah satu biro umroh terpercaya adalah Rawda Travel Umroh.

Rawda travel umroh akan mengantarkan para jamaah umroh Bekasi, Bandung, Jakarta, dan sekitarnya untuk menunaikan ibadah umroh mabrur. Tentunya akomodasi dan perjalanan akan terjamin.

Rawda travel umroh menawrkan paket umroh plus Turki dan paket umroh hemat yang dapat Anda sesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Jadi tunggu apalagi?

Berangkat umroh bersama Rawda travel InsyaAllah mabrur.

Share the Post: