Kota Terkutuk Al Ula: Menyingkap Misteri Sejarah dan Keindahan Tersembunyi

Kota Terkutuk Al Ula: Menyingkap Misteri Sejarah dan Keindahan Tersembunyi

Kota terkutuk Al Ula dalam beberapa tahun terakhir, Al Ula telah menjadi tujuan wisata populer. Pemerintah Arab Saudi berinvestasi dalam infrastruktur, hotel, dan museum.

Kota ini menawarkan perpaduan unik antara sejarah, budaya, dan keindahan alam. Pengembangan Al-‘Ula adalah salah satu agenda penting bagi pemerintah Arab Saudi hingga tahun 2030 dan merupakan bagian dari upaya untuk mengubah ekonomi Kerajaan.

Kota kuno ini dijaga dengan sangat baik dan telah menjadi tujuan wisata di mana pengunjung dapat menjelajahi labirin rumah-rumah batu dan bata lumpur yang ditinggalkan.

Sejarah Kota Terkutuk Al Ula dari Abad ke 13 sampai 20

Dari abad ke-13 hingga abad ke-20, Kota terkutuk Al Ula dihuni oleh penduduk setempat tetapi secara bertahap ditinggalkan karena infrastruktur dan dukungan yang merosot.

Pada tahun 1983, keluarga terakhir meninggalkan kota kuno tersebut. Selain Hegra, Jabal Ikmah, dan kota kuno, tempat-tempat lain yang kini dibuka untuk pengunjung di Al-‘Ula termasuk Maraya dan Jabal Al-Fil.

Maraya adalah bangunan cermin terbesar di dunia, terdiri dari 350 cermin yang membentuk dinding dan langit-langit.

Terletak di tengah padang pasir, Maraya tampak menguap ke dalam pasir-pasir di sekitarnya pada beberapa waktu tertentu, menjadikannya daya tarik ikonik di Al-‘Ula.

Di sisi lain, Jabal Al-Fil adalah gunung batu pasir yang berbentuk seperti gajah, terletak dekat dengan Hegra, dengan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Gunung ini merupakan tempat ibadah pada zaman kuno.

Baca juga: Mengenal 5 Pintu Masuk Utama MAsjidil Haram

Sejarah Islam Kota Al Ula

Dalam sejarah Islam, Al Ula juga merupakan tempat tinggal bagi bangsa Thamud pada abad ke-8 SM.

Meskipun makmur, bangsa Thamud ditandai oleh kesombongan mereka dan kecenderungan untuk terlibat dalam aktivitas berdosa seperti kemewahan, perzinahan, dan pemabukan, serta penyembahan berhala.

Mereka menolak ajaran Nabi Saleh, yang diutus untuk membimbing mereka menuju kebenaran penyembahan Tuhan Yang Maha Esa.

Karena ketidaktaatan mereka, Allah mengirim hukuman berupa petir, gempa bumi, dan kemunculan batu-batu besar.

Bangsa Thamud binasa sebagai konsekuensi dari keingkaran mereka, sebuah kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an di Surah Al-Hijr.

Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad melintasi kota ini selama perjalanannya ke Pertempuran Tabuk melawan Kekaisaran Romawi Timur.

Ketika berhenti istirahat, beliau menolak untuk minum air dari Al Ula dan mempercepat langkahnya tanpa melihat ke kiri atau kanan.

Dalam mitologi Arab, Al Ula juga dianggap sebagai kota yang dihuni oleh jin dan roh jahat, keyakinan ini diperkuat oleh lokasinya yang terpencil.

Fakta Menarik Kota Terkutuk Al Ula

Wilayah Kota Al Ula, sebuah kota kuno yang terletak di barat laut Arab Saudi, sekitar 380 kilometer sebelah utara Madinah, menjadi pusat perhatian.

Kota ini terletak di lembah yang subur, dikelilingi oleh gunung pasir dan batu yang menjulang tinggi. Al Ula telah dihuni selama ribuan tahun, mulai dari era Neolitikum.

Dari abad ke-5 hingga ke-2 SM, kota ini menjadi ibu kota dari kerajaan Dadan dan Lihyan, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi dominan di wilayah tersebut.

Baru-baru ini, mungkin Anda belum banyak mendengar tentang AlUla, tetapi sekarang promosinya tersebar di mana-mana.

Mengapa? Hal ini karena wilayah sejarah ini ditutup bagi turis asing hingga tahun 2020, tetapi sekarang dijadwalkan akan menjadi wajah pariwisata Arab Saudi sesuai dengan rencana Visi Arab Saudi 2030.

Dengan sejarahnya yang bermula dari abad ke-6 SM, AlUla merupakan titik landmark penting bagi Arab dan Timur Tengah.

Baca juga: Mengenal Jabal Ramah: Menyaksikan Titik Bertemunya Adam dan Hawa

1. Kota Al Ula Terkenal dengan Ukiran Batunya

Kota Al Ula terkenal dengan banyak ukiran batu yang memukau, termasuk makam, kuil, dan benteng-benteng. Salah satu monumen paling terkenal adalah Hegra, atau Mada’in Saleh, situs Warisan Dunia UNESCO pertama di Arab Saudi.

Hegra adalah kompleks makam yang diukir dalam bentuk piramida, menara, dan bentuk abstrak lainnya, yang dibangun untuk kaum bangsawan dan tokoh-tokoh berpengaruh dari Kerajaan Nabatea.

Hegra sering disebut sebagai “Petra Arab” karena kemiripannya dalam arsitektur dengan Petra di Yordania.

2. Banyak Peninggalan Ratusan Prasasti 

Selain itu, Kota Al Ula juga merupakan rumah bagi ratusan prasasti batu dalam berbagai bahasa kuno seperti Aram, Dadanitic, Safaitic, Thamudic, Minaic, dan Nabataean—semua bahasa yang mendahului dan akhirnya memengaruhi bahasa Arab.

Prasasti-prasasti ini, yang ditemukan di Jabal Ikmah, memberikan wawasan tentang sejarah dan budaya Arab kuno. Didirikan pada abad ke-6 SM, Jabal Ikmah berfungsi sebagai oasis di sepanjang rute perdagangan rempah-rempah, sutra, dan barang mewah.

3. Kini Sudah Ditinggali Penduduk Arab Saudi

Terlepas dari penilaian banyak orang, hingga kini Al Ula dihuni sebagian penduduk Arab Saudi.

Kesultanan Utsmaniyah sudah membangun jalur kereta api hijaz untuk menghubungkan Damaskus ke Madinah, antara 1901 dan 1908.

Selain melintasi Al Ula, kereta api tersebut memiliki stasiun utama di Mada’in Saleh. Saat ini, Al Ula didominasi penduduk yang berprofesi sebagai petani kurma, anggur, jeruk, dan delima.

4. Dikembangkan Pemerintah Arab Saudi

Meski kawasan ini jarang dikunjungi orang Arab Saudi, tetapi Pemerintah Arab Saudi tengah mengucurkan modal hingga Rp214 triliun untuk membangun Al Ula.

Kawasan Al Ula yang bersejarah akan dikembangkan biar semakin menarik minat wisatawan mancanegara. Selain itu, dinilai sebagai sumber penghasilan baru selain minyak.

Baca juga: 7 Keutamaan Umroh di Bulan Ramadan: Memperoleh Kelipatan Pahala dan Keberkahan

Destinasi Wisata Kota Terkutuk Al Ula

Para wisatawan kini bisa datang untuk melakukan beberapa aktivitas outdoor seperti hiking, bersepeda gunung, dan mengemudi di jalan tanah.

Selain itu, Al-‘Ula menawarkan berbagai hidangan khas Arab Saudi. Wisatawan dapat menikmati hidangan seperti jareesh (gandum yang dihancurkan dalam saus tomat kaya), keshna (bawang yang dimasak dengan jeruk hitam kering), gersan (roti pipih tipis yang tradisional dibuat oleh perempuan Al-‘Ula), dan muhallebia untuk makanan penutup menggunakan jeruk lokal yang ditanam di daerah tersebut.

Belakangan ini, Al-‘Ula juga telah menjadi tuan rumah festival dan acara budaya, seperti Festival Seni Al Ula dan Festival Musim Dingin AlUla.

Arab Saudi juga telah mendirikan Wadi AlFann, atau Lembah Seni, sebagai taman seni yang dibuat di padang pasir Al-‘Ula, melambangkan proposisi bahwa seni dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.

Proyek-proyek ini memanfaatkan arsitektur dan seni avant-garde Barat, melibatkan arsitek, insinyur, dan desainer terkemuka.

1. Hegra (Al Hijr)

Salah satu alasan utama mengapa Anda harus mengunjungi AlUla adalah Hegra, yang juga disebut Mada’in Salih. Ini adalah situs pertama di Arab Saudi yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2008.

Ini adalah pemandangan yang indah dengan berbagai ukiran batu dan tulisan dari zaman Thamud, pemukiman Kerajaan Nabatea dari abad ke-1 Masehi, dan sekitar 131 makam batu dari berbagai era.

Berjalan-jalan di Hegra benar-benar seperti berbagi cerita tentang orang-orang gurun yang berjalan di tanah itu!

Jadi, selama kunjungan Anda ke Hegra, jangan lupa untuk mengunjungi Jabal Ithlib, tempat suci bagi orang Nabatea, juga titik tertinggi Hegra.

Anda akan menemukan prasasti, tempat ibadah, altar, dan tempat suci di dalam area tersebut. Selama kunjungan Anda, berjalanlah melalui lorong alami yang disebut Siq, yang menuju ke area suci di dalam batuan Jabal Ithlib.

Apakah Anda tahu bahwa Hegra disebut dalam Al-Qur’an? Ya, ini adalah tempat yang signifikan bahkan dalam Al-Qur’an suci, dikenal sebagai Al-Hijr bagi umat Muslim.

Dalam Al-Qur’an, disebutkan sebagai lokasi tempat suku Thamud tinggal dan dihukum oleh Allah. Sejak saat itu, juga disebut sebagai lokasi ‘terkutuk’ dalam Islam. Namun, itulah keyakinan yang pemerintah Arab Saudi mencoba untuk atasi.

2. Elephant Rock (Jabal Alfil)

Tidak salah untuk mengatakan bahwa Gajah Batu telah menjadi lebih terkenal sebagai lokasi yang sempurna untuk difoto daripada sebagai keajaiban alam!

Seperti namanya, ini adalah batu yang menyerupai gajah. Ini adalah pemandangan yang luar biasa yang terbentuk oleh erosi air dan angin selama jutaan tahun.

Sekarang, tempat ini telah menjadi spot populer untuk melihat bintang juga. Waktu terbaik untuk mengunjungi Gajah Batu adalah saat matahari terbenam, ketika Anda dapat menyaksikan bayangan matahari menciptakan pantulan magis di batu tersebut.

Menariknya, ini bukan hanya padang pasir! Ada Restoran SALT yang terkenal dan banyak pilihan makan lainnya untuk menikmati pemandangan Gajah Batu di malam hari sambil menikmati hidangan khas Arab Saudi.

3. Old Town Al Ula

Salah satu tempat wajib kunjung selama perjalanan Anda ke AlUla adalah Kota Tua.

Anda tidak hanya akan melihat sekilas rumah-rumah bata lumpur dan bangunan batu yang berasal dari para pemukim kuno, tetapi Anda juga akan bertemu dengan penduduk hangat AlUla.

Penuh dengan sekitar 400 toko yang menjual berbagai barang mulai dari kerajinan tradisional dan bersejarah hingga bangunan modern, serta memiliki banyak restoran yang berbeda untuk makan, Kota Tua adalah tempat yang sempurna untuk berada.

Ada lima alun-alun kota yang dapat dikunjungi juga. Cara terbaik untuk menjelajahi kota adalah dengan menyewa pemandu lokal dari tourHQ dan mengunjungi Museum AlUla.

4. Harrat Uwayrid

Untuk menambah pengalaman yang beragam selama kunjungan Anda, naiklah ke batu-batu Harrat Uwayrid untuk sampai ke Titik Pandang Harrat.

Perjalanan naik Harrat Uwayrid tentu sangat sepadan dengan latihan untuk menikmati pemandangan indah dari instalasi batu alam di Alula, Kota Tua, dan Benteng AlUla.

Selain itu, Anda tidak hanya akan mendapatkan pemandangan yang menakjubkan, tetapi Anda juga akan dapat mengatakan bahwa Anda telah mendaki gunung berapi!

Ya, Harrat Uwayrid adalah gunung berapi dengan letusan terakhir yang diketahui terjadi pada tahun 640, namun tanah batu lava hitamnya masih sangat kentara. Suatu keharusan mutlak di AlUla dan alasan besar untuk mengunjungi AlUla.

5. Rute Warisal Oase 

Jika Anda berada di AlUla untuk kunjungan singkat, maka menjelajahi rute ini adalah pilihan terbaik untuk memaksimalkan kunjungan Anda.

Sebenarnya, rute ini sangat populer di kalangan wisatawan yang mencari petualangan campuran hiking dan sejarah. Rute Oase Warisan adalah rute sepanjang 3 kilometer dari Dadan ke Jalur Orange di pusat AlUla.

Anda dapat berjalan-jalan melalui sisa-sisa tembok kota kuno, istirahat di beberapa kafe yang menyajikan kopi Arab, dan mengambil foto dengan pohon-pohon palem yang menawan di sepanjang jalan. Baik siang maupun malam, ini adalah rute ideal untuk berjalan-jalan santai!

Baca juga: Mengenal Kota Jeddah: Gerbang Menuju Tanah Suci dan 10 Destinasi Penuh Pesona

Kesimpulan

Meskipun disebut sebagai kota terkutuk dan konon dihindari oleh Nabi Muhammad, Kota terkutuk Al Ula kini semakin populer di Arab Saudi, menawarkan beragam pengalaman bagi para pengunjungnya.

Dengan berbagai atraksi seperti Hegra, Gajah Batu, Kota Tua, dan Rute Oase Warisan, AlUla menarik minat para wisatawan dengan sejarah, keindahan alam, dan petualangan yang beragam.

Melalui inisiatif Visi 2030, pemerintah Arab Saudi telah berinvestasi secara besar-besaran dalam pengembangan pariwisata di AlUla, dengan harapan untuk memperluas ekonomi negara dan memperkenalkan kekayaan budaya mereka kepada dunia.

Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama rawdah umroh. Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman.

Manfaatkan juga Promo Umrah Bandung eksklusif kami! Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta.

Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki Bandung. Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami!

Share the Post: